Telah dilakukan penelitian tentang penyisihan warna pada limbah cair sasirangan menggunakan adsorpsi karbon aktif dalam fixed-bed column. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dari pengaturan tebal kolom karbon aktif dan laju aliran limbah cair pada kondisi pH dan suhu konstan terhadap efektifitas penyisihan warna pada limbah cair sasirangan, serta mempelajari kinetika sistem adsorpsi yang terjadi pada proses tersebut. Pada penelitian ini, adsorpsi warna limbah cair sasirangan dianalisis dengan mengalirkan air limbah secara kontinu (laju aliran 20 ml/menit, 40 ml/menit, dan 80 ml/menit) ke dalam kolom adsorpsi berdiameter 2,5 inch dengan tinggi karbon aktif 10 cm, 30 cm, dan 60 cm. Pengambilan sampel air olahan dilakukan setiap 10 menit sampai dengan karbon aktif jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dari pengaturan laju aliran berbanding terbalik dengan efektifitas penyisihan warna, dan sebaliknya pengaturan tebal adsorben berbanding lurus dengan efektifitas penyisihan warna pada limbah cair sasirangan. Persentase penyisihan tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 57,48% pada laju aliran 20 ml/menit dan tebal karbon aktif 30 cm, sedangkan persentase penyisihan terendah adalah sebesar 30% pada laju aliran 40 ml/menit dan tebal karbon aktif 10 cm. Pola adsorpsi warna oleh karbon aktif pada penelitian ini mengikuti model Thomas dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 72,339 mg/g.
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur. Sebagaimana industri tekstil lainnya, pembuatan kain sasirangan melibatkan proses pewarnaan dan pencelupan dengan menggunakan pewarna sintetik seperti naphtol, indigosol, reaktif dan indanthreen yang akan menghasilkan limbah cair berwarna pekat dalam jumlah yang cukup besarKarena alasan estetika dan toksikologi, warna merupakan hal yang paling tidak diinginkan dari semua kontaminan yang terkandung dalam
limbah cair industri tekstil,. Bahkan beberapa jenis pewarna diduga bersifat karsinogen dan membahayakan kesehatan manusia
Berbagai proses pengolahan telah digunakan untuk menghilangkan warna pada limbah cair industri tekstil, seperti; proses koagulasi-flokulasi , membran tukar kation , degradasi elektrokimia advanced oxidative process, fenton-biological treatment, dan adsorpsi. Namun sampai saat ini teknik adsorpsi dengan menggunakan berbagai macam adsorben masih merupakan metode yang paling menguntungkan karena efektifitas dan kapasitas adsorpsinya yang tinggi serta biaya operasionalnya yang rendah
Karbon aktif yang didefinisikan sebagai bahan karbon yang telah mengalami proses karbonisasi untuk meningkatkan porositasnya merupakan salah satu jenis adsorben yang umum digunakan dalam pengolahan limbah cair dan dinilai sangat cocok untuk mengurangi zat organik dan warna Oleh karena itu, berbagai jenis karbon aktif sebagai adsorben telah banyak dikembangkan dan diterapkan secara luas
Pada penelitian sebelumnya, penggunaan karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa dalam sistem batch terbukti dapat menyisihkan 39,16% konsentrasi warna pada air limbah sasirangan dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 29,412 mg/g dan pola adsorpsi mengikuti model Isoterm Langmuir. Namun data yang diperoleh dari sistem batch umumnya kurang cocok untuk langsung diterapkan pada desain dan pengoperasian instalasi pengolahan air limbah karena waktu kontak yang diterapkan tidak cukup memadai untuk mencapai kesetimbangan. Sebaliknya sistem kolom adsorpsi telah banyak digunakan dalam proses pengolahan limbah cair dalam skala industri, seperti untuk menghilangkan ion dengan ion-exchage bed dan senyawa organik beracun dengan fixed-bed. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan percobaan adsorpsi warna pada limbah cair sasirangan dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa dalam fixed-bed column. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dari pengaturan tebal kolom karbon aktif dan laju aliran limbah cair pada kondisi pH dan suhu konstan terhadap efektifitas penyisihan warna pada limbah cair sasirangan, serta mempelajari kinetika sistem adsorpsi yang terjadi pada proses tersebut dengan menggunakan Model Thomas, Yoon
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja dari pengaturan laju aliran berbanding terbalik dengan efektifitas penyisihan warna, dan sebaliknya pengaturan tebal adsorben berbanding lurus dengan efektifitas penyisihan warna pada limbah cair sasirangan. Persentase penyisihan maksimum (%Rmax) yang diperoleh adalah sebesar 57,48% pada laju aliran 20 ml/menit dan tebal karbon aktif 30 cm. Pola adsorpsi warna oleh karbon aktif pada penelitian ini mengikuti model Thomas dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 72,339 mg/g. Untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi dan efektifitas penyerapan warna pada limbah cair industri sasirangan dengan karbon aktif dalam fixed-bed column perlu diperhatikan kondisi pH operasi dan konsentrasi zat pencemar lain yang ada dalam limbah cair industri sasirangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar